Senin, 22 Oktober 2018

#Meratapi Kesedihan Yang Tak Berujung#

Aku termenung di ruang kosong
Sebuah ruang yang membawaku di kehidupan nyata
Sebuah ruang tempatku bernaung
Meratapi nasibku dengan segumpal luka yang ku bawa

Suara mencekam datang menghampiriku
Desah rayuan yang membuatku tak berdaya
Suara itu berasal dari kumbang-kumbang di pekarangan
Mengajakku untuk meniti kehidupan

Tetapi semua itu telah berakhir
Yang ada hanya suara ketakutan dariku
Ketakutan untuk melangkahkan kaki ke depan
Sangat jauh ku berjalan

Aku ingin pulang tetapi rasa itu menahanku
Ku tak tahu harus bagaimana
Kenangan masa lalu selalu membekas diingatanku
Tak pernah ada, tetapi nyata bagi hidupku
Selamanya....





puisi ini telah diikutsertakan dalam lomba cipta karya puisi komunitas laskar pujangga 2018

#Tentangmu#

Awalnya…
Kau adalah bagian hidupku
Kau adalah separuh jantungku
Kau adalah nafasku sebelum kau meninggalkanku

Kau adalah bunga-bunga perhatian
Yang tumbuh dari taman cinta
Kau adalah penghibur laraku
Laksana Pangeran penghibur hatiku
Yang telah datang di kehidupanku
Menawarkan cinta dan kasih sayangmu untukku

Tetapi kini…
Kau pergi jauh meninggalkanku
Setelahku mulai menyambut hatimu
Aku sedih, kecewa, terluka…
Dan kau tega merobek kehidupanku yang sepi

Aku kacau tanpa dirimu
Aku hampa tanpa cintamu
Kehidupan yang sesaat datang dan pergi
Aku tak sanggup lagi

Menjalani semua tanpa kasih sayangmu
Tanpa perhatianmu
Tanpa cintamu
Dan tanpa hadirnya dirimu di mimpiku

Ingin kulupakan semua walau ku tak bisa
Tak semudah membalikkan telapak tangan
Yang penuh kesedihan ini…

Kembalilah wahai sayangku
Aku takkan bisa hidup tanpamu
Meski harus terus menunggu mentari datang bersamamu
Hanya bersamamu...





puisi ini telah diikutsertakan dalam lomba cipta karya puisi komunitas laskar pujangga 2018

#Pria Bersorban#

Sejuknya hati memandang sosok
Seseorang dengan penampilan yang berbeda
Belum pernah ku temui atau ku dengar
Perangainya yang begitu gagah mempesona

Sorban yang Ia kenakan
Membuatnya terlihat perkasa
Siapakah Pria yang berada di hadapanku?
Tergambar jelas raut wajahnya

Tetapi waktu tak bisa menahannya
Bayangan yang perlahan menjauh
Membuatku semakin penasaran
Di setiap mimpi Ia datang
Tampak tersenyum indah menawan





puisi ini telah diikutsertakan dalam lomba cipta karya puisi komunitas laskar pujangga 2018

#Mantra Cinta#

Terpesona akan indahnya
Dirimu yang tak ternoda
Senyum manis itu membuatku tertipu
Tak berdaya di hadapanmu

Bertemu di taman cinta
Lihai matamu sungguh menggoda
Hingga di sudut itu aku berjumpa
Tak terasa waktu begitu lama
Terperanjak aku dibuatnya

Cupid, mantra apa yang kau beri
Sesosok ksatria berdiri
Di sampingku dengan gagah
Saling menatap dan terperangah
Dengan senyuman bibir yang merekah




puisi ini telah diikutsertakan dalam lomba cipta karya puisi komunitas laskar pujangga 2018

#Kamu#

Pagiku selalu terbayang akan keindahanmu
Keindahan yang selalu kurindukan
Di kala mentari datang

Menyambut sinar yang menerangi setiap insan
Waktu untuk semangat memulai kehidupan
Siangku selalu disibukkan oleh angan-angan tentangmu
Yang selalu memberikan kehangatan di kala dingin datang
Memelukku dengan sejuta perhatian

Dan senyummu memberikan ketenangan
Malamku selalu terusik oleh canda tawamu
Yang selalu hadir dalam mimpi indahku
Menemaniku untuk menyambut hari esok
Dengan segala cita-cita dan harapan

Kekasih yang menjadikan mimpi terwujud di masa depan
Kekasih yang selama ini ku nantikan
Kekasih yang akan selalu setia menjaga cintaku

Itulah kamu yang terus selalu
Bertahta di kerajaan cintaku kelak...




puisi ini telah diikutsertakan dalam lomba cipta karya puisi komunitas laskar pujangga 2018

Kamis, 18 Oktober 2018

"Arti Rasa Ini"


Detik waktu yang terus bergulir
Memintaku untuk ikut andil
Melewati jangkauan alam
Yang terpisah dari kenyataan

Aku terjebak di dalam sanubari
Yang tertumpu pada alam bawah sadar
Jiwaku hidup saat itu, tetapi tidak hatiku

Aku masih mengarungi kesedihan
Yang tiada berujung untuk ku selami
Rindu yang terus menghujam
Memaksaku menghayati makna dirimu
Dirimu yang saat ini, masih singgah di hatiku

Tak peduli dari mana kau berasal
Tak peduli seperti apa keluargamu
Tak peduli dengan masa lalumu
Bahkan ku tak pernah peduli dengan namamu
Karena semua itu, hanya terkurung pada satu tubuh

Apalah arti nama…
Jika banyak yang memiliki nama serupa
Apalah arti masa lalu…
Jika banyak orang di dunia telah terlupakan

Karena semua itu akan kalah
Bersama rasa yang tidak dapat dimiliki siapapun
Layaknya kau…
Yang selalu bermakna di hidupku




puisi ini telah diikutsertakan dalam Lomba Cipta Karya Puisi Nasional yang diselenggarakan oleh JejakPublisher.com